Pondok Pesantren Sirajul Huda
Dikelola anak-anak muda proresif, berdiri sejak 1972. telah memiliki beberapa lembaga pendidikan mulai dari PAUD, MI, MTS hingga SMK. Membantu anak-anak kurang mampu dengan memberikan pendidikan Gratis.
Leadership Student Camp II
Program yayasan untuk membina siswa-siswi agar memiliki kemampuan memimpin dan beroganisasi. Para siswa yang ikut terlibat disini terdiri dari Kelompok Ilmiah Remaja, Palang Merah Remaja dan Pramuka
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Selasa, 10 Agustus 2010
KIR - Esha Adakan Kegiatan “Berdzikir dan Berfikir bersama KIR”
MASALAH YAYASAN YANG PALING URGEN
No | Masalah | Tujuan | Rencana Realisasi |
1. | Rehab Ruang/gedung belajar | Agar proses belajar mengajar tidak lagi terganggu dengan suasana kelas dan tempat belajar yang tidak kondusif. | 2010 |
2. | Ruang perpustakaan dan perlengkapannya | Untuk memaksimalkan minat baca siswa dan menstimulasi pengembangan keilmuan yang lebih ilmiah dan modern. | 2010 |
3. | Penambahan Media pembelajaran terutama buku | Agar siswa menjadi lebih cepat mengakses pengetahuan dengan tidak hanya bergantung kepada guru dan lebih banyak membaca dan mengkaji sendiri. | 2009 |
4. | Pengadaan Meubelair | Mengkondisikan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. | 2010 |
5. | Toilet dan kamar mandi | Meningkatkan kesehatan di lingkungan civitas pesantren mulai dari siswa, guru dan para pengurus yayasan | 2010 |
6. | Pengadaan komputer dan alat-alat laboratorium | Ini dimnaksudkan agar siswa dapat senantiasa mengikuti setiap perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan | 2010 |
Analisa Masalah Sarana Dan Prasarana Yayasan Tahun 2009-2011
No | Permasalahan | Penyebab Masalah | Tujuan/sasaran program yayasan |
1. | Gedung Madrasah Diniyah | Dari tahun 1983 terhitung hanya satu kali mengalami rehab yakni pada tahun 1991. setelah itu gedung madrasah diniyah tidak pernah mengalami rehab lagi hingga hari ini. Sehingga kondisinya banyak yang tak layak pakai. | Akan merehabilitasi gedung yang ada dan akan menambah 4 lokal gedung baru untuk menampung kelas Ulya. Tata letak madrasah Dinyah juga akan dirapikan agar nampak asri dan menyenangkan santri dan santriwati untuk belajar |
2. | Gedung Poskestren | Dibangun pada tahun 1991 sampai sekarang belum diadakan perbaikan. Kondisi memprihatinkan | Perlu perehaban yang maksimal. Hal ini dimaksudkan agar pemanfaatan poskestren dapat maksima. Selama ini poskerstren sering dimanfaatkan oleh posyandu desa untuk mengadakan kegiatannya. |
3. | Gedung Perpustakaan | Tidak mempunyai biaya perawatan sehingga lemari buku banyak yang dimakan rayap, dan buku banyak yang rusak | Sangat mendesak untuk direhab, sebab dikhawatirkan sarana-prasarana yang ada didalamnya rusak dan tak terpakai lagi. |
4. | Gedung Kantor Pusat | Dana pemeliharaan tidak ada sehingga kondisinya memprihatinkan | Sangat mendesak direhab. |
5. | Toilet dan Kamar Mandi | Tidak pernah mengalami perbaikan dan beberapa lokal bahkan tidak berfungsi | Membenahi yang sudah ada dan membuat lokal baru yang lebih representatif. |
6. | Meubelair meja dan bangku kelas | Tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jumlahnya semakin berkurang karena banyak yang rusak berat. | Butuh penambahan jumlah bangku dan meja siswa, karena untuk saat ini jumlah siswa tidak sebanding dengan jumlah bangku yang ada sehingga mereka berdesak-desakan. |
7. | Meubelair Meja dan Kursi Guru | Kurang droping dari pusat dan tidak pernah diperbaiki | Perlu pengadaan yang lebih banyak dan lebih baik. |
8. | Alat bantu media pembelajaran | tidak ada bantuan dari pusat, sarana prasarana yang ada bahkan sudah banyak yang rusak | Sangat diperlukan media pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan dengan optimal. |
Koperasi Pondok Pesantren | Belum ada dana untuk pengembangannya. | Koperasi ini sangat mendesak untuk didirikan sebab ekonomi pesantren ada di sini. |
Madrasah Diniyah (MD) Sirajul Huda
Eksistensi lembaga MD Sirajul Huda Paok Dandak bersamaan dengan tahun didirikannya YP2SH yakni pada 1972. YP2SH diresmikan oleh Alm. TGH. Fadhil Tahir Bodak yang juga merupakan pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Attohiriyah Alfadhiliyah (YATOFA) Bodak.
Pada awal-awal berdirinya, MD Sirajul Huda hanya mengadakan pengajian umum dan pengajian Alqur’an untuk anak-anak usia 10-15 tahun. Pengajian umum diadakan setiap jum’at sore dan diisi secara bergilir oleh TGH. Fadhil Tahir dan TGH. Mohammad Jamiluddin. Sementara pengajian Alqur’an (Tajwid & Tartil) dilaksanakan pada malam hari dan diikuti oleh puluhan anak-anak di sekitar desa Durian.
Namun seiring waktu, para santri yang ingin mengaji ternyata semakin banyak. Bahkan diantara mereka ada yang tidak sekadar ingin mengaji alqur’an tapi juga Fiqh. Maka oleh pengasuh YP2SH diadakanlah pengajian Kitab Kuning seperti Jurumiyah, Aqidatul Awam, Taqrib dan Tafsir Ahkam.
Awalnya metode pengajian kitab digunakan dengan sistem sorogan, yakni seorang guru membaca kitab dan secara massal para santri mengikuti dan ikut menterjemahkan kitab mereka masing-masing. Namun perkembangan selanjutnya metode ini di tambah dengan sistem pendidikan klasikal yakni dengan masuk kelas dan belajar seperti pendidikan modern.
Saat ini, MD Sirajul Huda telah mendapatkan pengelolaan lebih baik dengan sistem klas berjenjang. Terdapat tiga kelas yang di kategorikan dengan Kelas Awwaliyah untuk anak-anak yang masih mengaji Alqur’an, tajwid dan aqidah, Kelas Wastiyah bagi santri yang sudah mulai mengaji nahwu, saraf dan fiqh serta Kelas Ulya bagi santri senior yang sudah mengaji kitab-kitab seperti tafsir, fiqh dan hadits.[]
Susunan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Sirajul Huda Paok Dandak
2. Ketua Yayasan : Achmad Jumaely
3. Wk. Ketua : Suhaili, S. Spd, M.Si
4. Sekretaris : H. Abdullah, S.Pd
5. Wk. Sekretaris : Mahmuda, S. Ag
6. Bendahara : Masniaty, S. Pd
Pengurus Bagian
7. Kabag. Pelayanan Santri : Muhammad Fauzi, S.PdI
8. Ketua Koperasi dan Usaha : M. Suhaili, S. Pd
9. Kabag. Tarbiah Wa Ta’lim Madrasi: Muhammad Soleh, S. Ag
10. Kabag. Urusan Yayasan : Junaidi, A. Ma
11. Kabag. Urusan Madrasah : Ahmad Mudzakkir, S. Ag
12. Kabag. Urusan Guru : Muhammad Mahdan, S.Ag
13. Kabag. Ketertiban dan Keamanan : H. Ahyar Rasyidi
14. Kabag. Ubudiyah-Majelis Ta’lim : H. Muslim
15. Kepala Perpustakaan : Raudlatul Jannah, S.Pd
16. Kabag. Kesehatan : Sirajul Munir, A.Ma
17. Kabag. Kebersihan & Lingkungan : Dewi Susilawati, S. Pd
18. Kabag. Pembangunan,Pemeliharaan dan Sarana (P3S) : H. Hamdi
Minggu, 08 Agustus 2010
Menyambut Ramadhan dengan Kegembiraan
Berikut ini adalah sebagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan:
1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.
2. Dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
3. Dengan doa
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis melalui bulan Ramadhan.
4. Dengan tekad dan planning yang matang untuk mengisi Ramadhan
Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akanmengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah dan membari makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama. Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekedar memplaning menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha, tobat yang meluruskan. Wallahu a'lam
Ustadz Muhammad Niam
Upaya-Upaya Yayasan
1. Mendirikan dan menyelenggarakan lembaga pendidikan baik formal dan non-formal mulai dari tingkat Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah , Madrasah Aliyah. Serta Madrasah Diniyah.
2. Mendirikan dan menyelenggararakan wahana terampil bagi anak didik/anak asuh seperti pengadaan tempat tinggal dan fasilitas pendidikan untuk anak-anak panti asuhan dan anak-anak yatim, anak terlantar, anak jalanan dan, anak-anak putus sekolah
3. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial yang mendorong tercapainya kesempatan dan peluamgh kerja guna menciptakan kesejahteraan masyrakat.
4. Menyelenggarakan usaha
Tujuan Pondok Pesantren
Klasifikasi lebih detail tergambar dalam item berikut ini:
1. Di bidang keagamaan, yayasan ini bertujuan membangun mengembangkan serta meningkatkan kualitas hidup beragama serta bimbingan pengetahuan keagamaan yang selaras sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Pancasila dan Undang-undang dasar 1945
2. Dibidang Sosial masyarakat, yayasan ini betul-betul turut serta secara aktif dan kreatif mencerdaskan kehidupan bangsa yang dinamis. Membantu meningkatkan taraf sosial bagi anak yatim, anak terlantar dan keluarga tidak mampu serta beberapa persoalan sosial lainnya.
3. Dibidang Ekonomi, yayasan ini bertujuan menstimulus lahirnya etos kerja masyarakat yang tinggi.kemudian membangun kesadaran masyarakat tentang perekonomian yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
4. Di Bidang Budaya, yayasan ini bertujuan melestaraikan budaya dan kearifan lokal untuk kemudian di bumikan dalam bentuk yang lebih kontekstual. Sesuai dengan aman. Dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Beberapa Masalah Pondok Pesantren
- Kondisi geografis pondok pesantren yang berada ditengah pedesaan dan tidak adanya pondok pesantren lain memungkinkan terjadinya pemberdayaan-pemberdayaan total masyarakat melalui pendidikan berbasis kultur (pesantren).
- Capaian Target selanjutnya diharapkan Pesantren ini mampu mengakomodir dan melayani masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
- Perhatian pemerintah yang minim terhadap pondok pesantren ini mengancam terjadinya keterputusan regenerasi dalam upaya pengembangan pesantren selanjutnya.
- Antusiasme masyarakat dalam ikut serta mengembangkan pondok pesantren ini menjadi alasan strategis
Kondisi Saat Ini
Selain itu Qiro’atul Huffadz Wal-Qiro’ah dimaksudkan sebagai wahana menampung para santri yang bermninat mendalami dan penghafal Al-Qur’an. Satu gedung lama digunakan sebagai lokasi konsentrasi pengembangan program ini. Sambutan antusias masyarakat sangat terlihat terutama setahun setelah Qiro’atul Huffadz Wal-Qiro’ah didirikan. Sampai saat ini santri di lembaga ini telah mencapai 50 orang dengan dibimbing ustadz dua orang lulusan Pondok Pesantren Al-Amin Sumenep Madura.
Selain itu juga yayasan ini mendirikan Koperasi Pondok Pesantren atau KOPONTREN Sirajul-Huda. Kopontren ini dimanfaatkan sebagai penunjang kemudahan santri dalam melengkapi kebutuhan-kebutuhan belajar mengajar. Target yang lebih besar adalah sebagai wadah mengelola keuangan Yayasan agar tidak sia-sia. Sub usaha yang sudah didirikan baru sebatas Koperasi Kelontongan (menjual alat-alat tulis dan kitab) dan ini diharapkan berkembang ke sub-sub usaha yang lain seperti warung telekomunikasi (wartel) dan rental komputer serta koperasi usaha tani. Oleh pengurus Yayasan, dalam jangka panjang direncanakan beberapa struktur akan dibangun tergantung kondisi strategis.
Sabtu, 07 Agustus 2010
Kilas Sejarah
Sirajul-huda artinya secara ethimologis adalah Sinar atau Obor petunjuk. Secara filosofis nama ini sangat bermakna ketika diawal pendiriannya disekitar pesantren ini terdapat paradigma negatif masyarakat tentang pendidikan. Paradigma negatif ini cukup membuat masyarakat alergi terhadap pendidikan sehingga jangankan mensekolahkan anak, untuk mendengarkan ceramah Tuan Guru saja mereka sangat jarang. Sehingga mereka kemudian disebut oleh para tetua desa yang peduli pendidikan dengan sebutan orang-orang yang belum mendapat hidayah.
Sesuai namanya keberadaan pesantren ini betul-betul memberi hidayah, setelah berjalan sekitar enam bulan awal, orang tua banyak yang berubah fikir dari paradigma pemikiran negatif mereka tentang pendidikan sedikit demi sedikit terkikis. Akhirnya mereka seakan sepakat untuk memeriahkan pondok pesantren ini.
Ditahun 1972 ketika Muhammad Jamiluddin selesai melaksakan tugas mondoknya di Pesantren Bodak. Pesantren ini terlihat lebih semarak, mulai orang-orang berdatangan menyerahkan anak-anaknya mengaji kepada Jamiluddin muda. Hingga ditahun itu juga Muhhammad Jamiluddin mulai mengadakan pengembangan-pengembangan. Beberapa program pendidikan mulai dibuka seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an, kuliah subuh, dan pengajian kitab kuning bagi beberapa santri yang terhitung senior. Kemudian ditahun selanjutnya lambat laun karena tuntutan masyarakat maka didirikanlah Madrasa Ibtida’iyah. Pada tahun 1989 baru kemudian dibuka lagi program pendidikan baru yakni Madrasah Tsanawiyah. Madrasah ini mampu menampung anak-anak yang telah lulus di Madrasah Ibtida’iyah dan anak-anak yang pernah sekolah tapi tidak mempu melanjutkan pendidikannya lebih tinggi.[]
Sebuah Catatan Dari Dusun Terpencil
Tahun 1906 adalah menjadi titik awal keberadaan Pondok Pesantren, ini ditandai dengan mulai munculnya beberapa komunitas pelajar pedesaan yang masih terbilang primitif untuk ukuran saat ini. Komunitas ini pertama-tama diawali dan diadakan oleh Ulama-ulama penyebar Islam Pertama yaitu Walisongo (Wali Sembilan) yang bergerak di wilayah Jawa. Mereka memberikan pencerahan keagamaan berupa mengaji Al-qur’an dan Ushuluddin.
Cikal bakal lahirnya pesantren ini dapat kita lacak dalam lipatan-lipatan sejarah Islam Nusantara. Kita akan menemukan dalam sejarah-sejarah tersebut bahwa Peran Pondok Pesantren dalam membangun masyarakat Indonesia disektor bertata negara dan pendidikan sangatlah besar.
Hal ini dapat kita lihat pertama: melalui peran pesantren terutama di detik-detik bangsa ini akan merdeka pada tahun 1945. Sumbangsih sangat besar saat itu adalah berhasilnya pondok pesantren mengkonstruksi pemikiran Rakyat dengan Teologi perlawanan yang disisipi nilai-nilai Akidah. Slogan-slogan kecintaan terhadap negara seperti Hubbul Wathon Min Al-Iman adalah contoh yang sangat riil. Walaupun ini sekedar slogan namun telah mampu membangkitkan spirit perlawanan Rakyat kepada kolonial. Bagi beberapa pengamat slogan ini di Istilahkan sebagai orasi ala pesantren untuk membangunkan masyarakat dari tidur panjang setelah Kolonial Belanda dan Jepang Menindas bangsa ini berabad-abad.
Hingga saatnya pesantren mulai melakukan invansi wacana ke daerah-daerah substantif seperti pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga tak heran bangunan sistem pendidikan kita banyak dipengaruhi secara langsung oleh Pondok-pondok pesantren ini. Terbentuknya Depatemen Agama (Depag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah beberapa embrio yang kini telah besar yang memfasilitasi proses pendidikan agama ala pesantren di negara ini.
Jika ditilik melalui kurikulum yang digunakan disekolah-sekolah secara umum dapat kita katakan berasal dan tercetus melalui pesantren-pesantren. Walaupun memang banyak juga yang berasal dari kolonial Belanda dalam misi politik etis saat itu. Namun basis-basis yang bisa kolonial raih berada di kota-kota saja tidak di desa.
Hanya saja realitas bahwa pesantren banyak menyumbang pembangunan pendidikan di Indonesia kerap tenggelam dan dilupakan. Entah karena kita memang betul-betul lupa atau pura-pura lupa. Ini mau tidak mau harus diungkapkan karena kondisi rata-rata dunia pondok pesantren di Indonesia hari ini terbilang kurang mendapat perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
Sebutlah soal pendanaan di pesantren-pesantren yang jika dihitung sekitar 99,9 Persen berasal dari masyarakat. Padahal kita tahu bahwa sejak tahun 2004 lalu, anggaran untuk pendidikan di Indonesia oleh pemerintah telah di alokasikan 25% yang diambil melalui Anggaran Pendapatan Biaya Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Biaya Daerah (APBD). Perhatian pemerintah ini tentu kita pertanyakan sebab, alokasi dana tersebut terkesan hanya berlaku bagi lembaga-lembaga pendidikan negeri saja.
Dengan kondisi ini, maka pesantren-pesantren di Indonesia mayoritas kelimpungan mengatasi internnya sendiri seperti soal substansi pendanaan. Lain sekali dengan lembaga pendidikan negeri yang secara rutin menerima dana, pengembangan infrastruktur dan lain-lain. Seorang Kiyai atau Tuan Guru sebagai representasi pesantren mau tidak mau harus berjuang sendiri mengembangkan pesantrennya dengan kemampuan yang tentu saja sangat terbatas. Syukur kemudian jika seorang kiyai atau Tuan guru tersebut mempunyai kekayaan dimana dirinya mampu menjalankan program-program pesantrennya melalui Koperasi dan usaha-usaha lain.
Satu yang menjadi titik lemah Kiyai atau Tuan Guru, bahwa karena mereka bukan insan birokrasi yang pintar melakukan negosiasi dan lobi. Mereka tidak bisa menyentuh struktural negara, sehingga mereka hanya terputus pada garis bawah masyarakat yang notabene ummatnya saja.
Menjadi dilematis kemudian bagi pengelola Pondok Pesantren, disatu sisi kepeduliannya terhadap pendidikan di Indonesia besar tapi terbentur pada persoalan dana. Sementara masyarakat menuntut pesantren tetap hidup agar mereka bisa mendidik anak-anaknya di komunitas yang agamis dan terikat oleh norma-norma agama. Sangat ironis, ketika kita melihat bahwa pesantren adalah tempat tertampungnya masyarakat Indonesia yang bergaris ekonomi dibawah rata-rata (miskin). Pesantren bukan berisi anak pejabat, anak bisnisman atau anak artis. Tapi dipesantren sekolah anak petani, nelayan, pedagang kecil, buruh dan lain-lain yang notabene semuanya miskin.
Beberapa pesantren bahkan membuka lembaga pendidikan yang khusus menampung anak-anak jalanan dan anak yatim yang kita kenal denga Panti Asuhan. Disana proses pendidikan yang diberi kepada anak-anak tersebut semuanya serba gratis. Mulai dari penginapan, makan, serta semua fasilitas madrasah. Darimana pesantren akan mendapatkan dana?
Disaat pendidikan Indonesia dinilai paling terpuruk di Dunia, dengan tingkat masyarakat tidak terdidik sekitar 70%, Sungguh ini sumbangsih yang sangat luar biasa dari pondok pesantren. Boleh kita mengadakan hitung-hitungan, berapa besar masyarakat bawah (Grass Knot) yang tertampung menjalani pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan negeri? Kemudian bandingkan dengan berapa banyak anak Indonesia yang bisa ditampung di pesantren? Kita akan menemukan angka yang sangat fantastis manakala pesantren ternyata telah amat besar menyumbang perkembangan negara dan memelihara proses pendidikan rakyat. Dapat kita bayangkan dengan pernyataan jika pesantren tidak ada atau tidak eksis maka, berapa banyak anak-anak Indonesia yang tidak sekolah? berapa banyak yang akan mengalami gagal didik? Berapa dari anak-anak yatim yang akan terlantar dan menjadi bodoh dan tertindas? Hal ini harus di korelasikan dengan kondisi pendidikan kita di Indonesia yang mahal.
Keberadaan pondok pesantren Sirajul-Huda Paok Dandak Desa Durian Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat juga demikian. Kondisi sosial mayarakat yang mayoritas miskin didaerah itu sangat terbantu oleh keberadaan pesantren ini. Sejak pendiriannya ditahun 1982 hingga kini sudah sekitar 1000 pelajar dan santri telah diluluskan dan kini tersebar di berbagai Instansi baik swasta maupun pemerintah. Terdapat juga yang hanya mampu mengeksiskan dirinya ditengah masyarakat seperti menjadi khotib jum’at, menjadi penghulu dan lainnya.
Terlepas dari itu semua Pondok Pesantren Sirajul-Huda adalah aset bangsa yang harus diberdayakan karena kita harus mengakui bahwa kemampuan pemerintah untuk menjamin pendidikan bagi anak-anak negeri ini tak langsung dapat diaplikasikan begitu saja semudah membalik telapak tangan. Pemerintah juga sangat terbatas dalam menganggarkan pendidikan untuk anak-anak Indonesia terutama pesantren.
Inilah peran besar lagi penting dari keberadaan pesantren ini. Oleh karenannya bagi semua pihak kami harapkan untuk turut berpartisipasi dalam penegembangannya. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya personal ataupun institusional berniat tulus ikhlas membangun pendidikan Indonesia yang bekualitas dan berakhlak mulai dan tentu saja dimulai dari basis-basis pesantren seperti PondokPesantren Sirajul-Huda Paok Dandak ini.[]